27 October 2010

26 October 2010

And the Sky is Just So Blue....

Aku suka banget liat langit. Lagi seneng, lagi bete, lagi bengong, dalam kondisi apapun, looking at the sky usually makes me feel better. Aku kok ngerasa, seberat apapun beban dunia, langit yang luas akan tetap selalu siap menanggungnya.. Aku suka liat langit yang berwarna ungu pucat di saat fajar, langit yang biru pucat di pagi hari, langit biru cerah dengan awan putih di siang hari, atau langit keemasan di sore hari. Bahkan di malam hari, saat semua sudah lelah, langit semakin cantik dengan taburan bintang sebagai penghiasnya. Kalo ga salah, terkait dengan masalah psikologi dan sejenisnya, warna biru tuh memang menimbulkan rasa tentram dan damai. Wah, kalo gitu, pas banget kan kenapa Tuhan menciptakan langit itu warnanya biru, supaya manusia jadi merasa damai tiap kali menatap ke langit. Kebayang nggak sih seandainya warna langit tuh kuning ngejreng…Yang ada semua orang bakal menjadikan kacamata hitam sebagai salah satu perlengkapan pribadi. Bukan dengan alasan fashionable, tapi karena silau! Atau gimana coba kalo langit warnanya merah? Secara warna merah katanya memang bikin emosi dan naik darah, kayaknya buku sejarah dunia isinya adalah tentang perang melulu. Hmm…gimana kalau langit warnanya ga cuma hitam di malam hari, tapi juga hitam di siang hari? Aduh, enggak deh, walaupun dengan begitu perpaduan warnanya dengan warna awan yang putih jadi terlihat fashionable, kayaknya malah bikin depresi deh.
Wah, kalo liat perenungan aku yang seperti ini, jawaban atas pertanyaan “Kenapa langit warnanya biru?” itu sederhana: “Langit berwarna biru, karena Tuhan ingin manusia akan kembali merasa sejuk tiap kali menatap langit, seberat apapun hari yang dilaluinya saat itu”.

25 October 2010

Happy Birthday, Mom!

Happy birthday, Mom!
May every second, minute
hour, day and year of your life
be filled with the kind of
comfort, security, and happiness
you give unfailingly to me..

Happy Birthday, Mom!
Without you, there would be
a gaping hole in my life, an emptiness
that only your love can fill..
Thank you, Mom, for all that you do,
for the extraordinary person you are..

Happy Birthday, Mom!


06 October 2010

Malam

Malam ini berbicara dalam sunyi
Berbalik, adakah kau disitu?
Hanya setitik debu, melayang...jatuh...
Pekat gelap yang menghimpit membuatku nyaman...dan kurasakan lembut tanganmu menghapus basah yang mengalir, menganak sungai di sisi wajahku...Hanya bisikan bintang kah?
Aku menunggu, terlalu lelah dalam harapan.. Layak kah?
Ada sekilat cahaya di ujung sana..semu..dan menggoda.
Dalam penantianku, kugapai semburat sinar itu...hanya sesaat...sesaat saja..tidak lebih dari sekedar waktu yang diminta angin untuk mengusap perlahan dedaunan di senja hari...
Dan kau tunjukkan ujung jalan itu. Atau aku kah yang mencari ujung itu? Mengapa tak sama?
Sinar itu telah lama memudar, hanya kerling peri yang kemudian lari...tertawa geli melihat diriku..
Kau ulurkan lilin itu padaku, dan meniup cahayanya hingga api itu menari, meliuk namun tak pernah mampu untuk menghangatkan badai ini... Untukku kah pelita itu?
Menari, berliku menghitung setiap kerikil yang kita lempar bersama
Lirih, menelusuri kata yang dihapus ombak dari ukiran di atas pasir dengan sepotong ranting kering...
Jingga,katamu...adalah senja kita
Tapi senja adalah ujung hari...dan jingga selalu ragu di batas kuning dan merah...
Mengapa bukan fajar? Saat awal, dimana hitam berbatas jelas dengan putih...
Haruskah aku berbalik kembali?