21 March 2011

Bukan Cinderella

Heyloooo bloggy! Eh masa ya, tadi kan aku iseng-iseng buka dokumen gitu di laptop trus masa nemu ini cerita. Tau deh ini cerita siapa, ga jelas banget asal-usulnya. HAHA. Ya udah deh, aku share aja..cekidot!

_______________________________________________________________________

Alkisah, hidup seorang gadis piatu bernama Ify. Dia tinggal bersama ayahnya, Pak Duta. Suatu hari, ayahnya menikah dengan seorang janda bernama Bu Winda, janda ini punya 2 anak perempuan bernama Zeva dan Aren.

“Aahh?! Papa?! Kenapa menikah lagi?” tanya Ify keberatan.

“Bukannya kita akan lebih bahagia kalau ada seorang ibu di rumah? Kamu juga jadi punya sodara, kan?” jawab ayahnya.

Ify ngga bisa menolak lagi. Entah kenapa ia teringat akan cerita Cinderella. Ayah Cinderella menikah dengan janda 2 anak, tapi galaknya, jahatnya minta ampun. Wuuuuuu.......

“Ify! Piring kotor numpuk, tuh! Cuci sana!”

“Ify! Kok belom nyapu? Udah siang woy!”

“Ify! Bersihin kamar gue!”

“Ify! Masak kek! Laper nih!”

“Ify! Jangan diem aja! Nyuci baju, tuh! Numpuk!”

Berbagai perintah terdengar di penjuru rumah setiap hari. Tapi Ify yang baik hati menurut perintah ibu tiri dan saudara tirinya. Sedang ayahnya sedang dinas ke luar negeri jadi ya ga tau. Suatu hari, seorang satpam datang ke rumah mereka.

“Anak-anakku! Ngumpul!” perintah Bu Winda.

“Iya mi!” jawab mereka.

“Ada apa ya Pak?” tanya Bu Winda.

“Pak Jo, orang terkaya di kompleks ini, anaknya berulang tahun ke-16. Seluruh warga di kompleks ini diundang. Mohon kedatangannya, ya. Hari Minggu, jam 8 malam, di rumah pribadi mereka.” jawab satpam itu.

Zeva dan Aren bersorak senang. Begitu pula dengan Ify. Tapi, apa dia punya baju yang cocok? Di kamar Ify, cuma ada sebuah gaun peninggalan ibunya. Masih cukup bagus untuk dipakai, tapi jadul banget modelnya.

“Apa? Ke pesta ulang tahun? Ih, ngga banget deh lo Fy.” ketus Aren waktu Ify bilang akan ikut ke pesta ulang tahun.

“Tau, mending lo di rumah aja, bersih-bersih!”tambah Zeva.

Ternyata Bu Winda, Zeva, dan Aren merencanakan sesuatu supaya Ify ngga bisa dateng ke pesta itu. Mereka memporak-porandakan rumah pada hari Minggu sore, sehingga Ify bisa disuruh membersihkan rumah dan ngga bisa ikut ke pesta.

“Huhuhu, mereka jahaaat.” kata Ify sambil merapikan barang-barang yang berserakan. Tiba-tiba muncul seberkas cahaya.

TEOT TEOT TEOOTT!! WUUUNGG WUUNNGGG!! JEDEEERR!! CTAAARR!! DZIIGGHH!!

“Si..siapa itu?!” tanya Ify panik.

“Gue peri..” jawab sebuah suara. Ify bingung. Kok peri munculnya gitu?!

“Peri apa?! Peri apa ada yang demonstrasi di depan rumah gue?!”

“Peri lah! Mikir dikit cuy! Bikin esmosi, tau! Ahm, gua Angel, peri yang diutus dari neraka, eh ga ding! Eh tapi dari mana ye? Mana aja lah. Yang jelas gue diutus untuk bantuin lo.”

“Bantuin gue ngapain?”

Angel mengayunkan tongkat sihirnya..

MBEEEEEE….

“Tuh, rapi kan?” Ify terpana. Ruangan yang lagi diberesin sekarang udah rapi dan bersih.

“Tapi kok suaranya MBEEE?? harusnya kan kalo sihir itu TRIIIINGGG…?” tanya Ify bingung.

“Auk nih, konslet kali mesinnya! Oh iya, lo mo ke pesta kan? Sekarang udah mau jam 8.”

“Iya peri Angel..gue mau.. bantuin gue dong…”

“Kalo gitu, gue sihirin baju yang bagus buat lo!”

TRIRIRIRIRIRIIIIINGG…TRURURURURUUUNNGG…

“Woy! Ini baju pemain American Football tau!” bentak Ify.

“Tapi itu bagus, kok..udah sana pergi!”

“Gamau..! Hueee..”

“Yaudah..gue sulap lagi… TRRIIIINNGG!! nah, itu gimane?”

“Tambah salaaahh..! Lo pikir gue mo ngeronda? Ini seragam hnsip kale!!”

“TRRRIIIIIIIINNGG!! Ayo, ini?”

“Woy! Lo bego ye?! Gue mo ke pesta, bukan jadi wasit tinjuu!”

“TRIIIINNGG! Yang ini?!”

“Lho? Kenapa gue kayak begini?”

“Bukannya lo tadi bilang kalo lo mo ke pesta? Nah, itu yang lo pake kan baju pesta?”

“Iye, emang. Tapi plis deh gue jadi kayak mo kondangan. Lah, yang gue mo datengin ini tu pesta anak muda meeeenn.”

“Ah, lo kagak ngomong daritadi! Ya dah deh, TRRIIIIIIIINNGG!! Gimana skarang?

“Nah, ini baru yang gue mau!  Oh iya, tempat pestanya kan jauh, gue naik apa nih?”

GEDUBRRAAAKKK!! Tiba-tiba jatuh metromini di depan rumah Ify.

“Euhm, lo serius, gue make metromini ke sono?”

“Bentar-bentar, gue sulap dulu…TRIIIINNNGGG! Nah, jadi deh mobil porsche keluaran terbaru”

“Wiiiih kereeeen! Eh, tapi, masa gue pake sendal jepit ke sononya?”

“Ah lo protes mulu sih! Emang kenapa gitu kalo sendal jepit?”

“Ya ga elit aja. Lo pikir deh, ntar kan jatoh 1 pas gue balik! Trus diambil ama si pangeran. Abis itu dicari ke penjuru kompleks. Masa iye sendal jepit ini dijadiin barang buat nemuin si putrinya?”

“Masa sih? Itu kan cerita Cinderella?”

“Alah anggep aja kisah gue kayak Cinderella!”

“Oh, gitu ya? Ya udah deh.....TRRRIIINNGG! itu gimane?”

“Oke juga nih sneakersnya!! huee…yah?! Jam 8.15! Telat gue! Dah ye, gue cabut sekarang! Byeeeeee..”

“Inget! Jam 12 malem sihirnya ilang loh!”

“Iya! tau gue! Eh, tunggu! kok lo cuma sulap mobilnya?! Kaga ada supirnyaa? Ya ampuuuun, gue ga bisa nyetir!”

“Tenang gue yg nyetir.”

“Buruu!”

“Iye bawel!”

-Di tempat pesta-

“Euhm, peri. Tunggu di sini, ye. Jangan pergi ke mana-mana. Ntar gue ga bisa balik.”

“Yoma! Gue tunggu.”

Ify bergegas masuk ke dalam. Tiba-tiba dia berpapasan dengan tuan rumah yang lagi ulang tahun. Ya, dia Rio. Seketika Rio terpana pada Ify. Seketika Ify langsung digaet dan dibawa ke seluruh penjuru rumah itu. Dan itu membuat Ify bingung sendiri.

“Dansa bareng yuk!” ajak Rio. Ify mengangguk.

Mereka pun menuju tempat dansa

“Eh, bro! Musik, musik!” perintah Rio pada si DJ.

“Oke!” jawabnya.

Musik pun distel.

PA DADANG PA DADANG HEY! PA DADANG PA DADANG HEY! PA DADANG PA DADANG!

“Eh, stop, stopp, stooppp!!” pinta Ify.

“Loh? Kenapa distop? Gue kan udah bergaya keren gini?” tanya Rio. (Ceritanya, sebelom dansa si Rio pake kacamata item ala iyan keselek, hehe *PEACE!*)

“Yah, lo tu ye! Lo mo ngajak gue dansa apa ajeb-ajeb sih?”

“Oh iya lupa. Sori, sori. Gue ganti deh lagunya.”

Musik pun berubah menjadi musik dansa.

Saat berdansa, tiba-tiba Ify bertanya pada Rio.

“Sekarang jam brapa sih?”

“Jam 12.”

“Ohh”

“Ehm, eh, bukannya lo balik jam 12 ye?” tanya Rio yang belum nanyain nama Ify.

“He? oh iya..males gue.”

“Lah, ntar pakaian lo berubah kayak di cerita. Gembel woo..”

“Huuee! Lupa gue! Ya dah, gue cabut ye!”

Ify segera berlari keluar rumah. Rio mengikutinya. Dia menuruni tangga secepat mungkin.

“Tunggu, woy!”

“Apaan lagi?!”

“Harusnya sepatu lo jatoh di tangga!”

“Tapi ini sneakers! Pake tali! Susah cuy ngelepasnya!”

“Sini, gue bantuin lepasin!”

Rio langsung jongkok dan ngelepasin tali-tali sepatu kets yang dipake Ify. *Woow, cerita Cinderella macam apa ini?!*

“Trus?” tanya Rio.

“Lempar aja ke tangga, susah amat!” jawab Ify sambil ngelempar sepatunya ke tangga. Lalu Ify masuk ke dalam mobil dan cabut. Sedangkan Rio cuma bisa garuk-garuk kepala sambil mikir ini-gue-yang-bodo-apa-gimana-sih ck.

Esoknya para satpam di rumah Rio nyari cewek yang kemaren ketemu Rio dengan ngepasin sneakers-nya. Hingga sampe di rumah Ify.

“Ah, sepatu ginian doang! Muat gue mah!” ujar Aren pede. Ternyata, nggak. Kakinya terlalu kurus. Panjangnya pas, tapi bagian lebarnya ngga pas.

“Kalo gitu gue!” ketus Zeva. Ternyata ngga juga. Panjangnya sih pas, tapi kakinya Zeva kelebaran.

“Ibu punya 1 anak cewek lagi kan?” tanya Satpam itu.

“Punya, sih..tapi, dia..”

“Cepet panggil ke sini!”

“Ify! Cepet ke sini!”

Ify tergopoh-gopoh dateng. Dan pas nyoba sepatunya, PAS! Ify pun langsung diseret paksa ke rumah Rio. *Ih, kejem amat?!*

“Ah, Rio!”

“Wooy! Cewek yang kemaren! Nama lo siapa?”

“Nama gue Alyssa Saufika Umari, tapi panggil aja Ify.”

“Wow, nama yang cantik. Kayak orangnya.”

 “Gombal lo basi ah!”

Ah, sepertinya mereka berdua masih malu-malu kucing. Tapi sesaat kemudian mereka bingung.

“Endingnya gimane? Masa kita kawin?” tanya Rio.

“Ih, gamau. Kita kan masih muda.” sergah Ify. Rio mengangguk setuju.

“Eh, trus gimana? Masa ngegantung gini critanya? tanya Rio.

“Iya ya. Ehmm, gini aja deh, kita pacaran aja gimana?” usul Ify.

“Boleh juga tuh! Pinter lo!”

“Jelas, Ify gitu!”

“Jiah, PD lo!?”

“Biarin!”

“Ya dah deh, mulai sekarang lo pacar gue dan gue pacar lo?!”

“Iyyeee. Tapi gue kapan pulang nih? Udah malem. Ngantukk!?”

“Oke deh, sekarang gua anter lo balik ke rumah.”

“Tunggu, kok masih pake lo-gue sih?”

“Lah trus? Aku-kamu geto?”

“Gitu deh.”

“Doeng... Aku ulang deh. Ify sayang, aku anter pulang ya?”

“Nah, gitu dong say. Kan lebih enak. Ayo!”

“Sipp!”

Rio pun akhirnya mengantarkan Ify pulang ke rumahnya.


-THE END-
_______________________________________________________________________

Jangan tanya aku itu cerita tentang apa, tanyakanlah pada Mahar dan alam..

cheers,
Lia

0 komentar:

Post a Comment